Iklan : menganggap bisnis kuliner lebih mudah daripada bisnis lainnya

Selasa, 20 November 2012

To: Webmaster

From:
menganggap bisnis kuliner lebih mudah daripada bisnis lainnya
mamacantik@gmail.com

Message:
Menjadi seorang wirausahawan tidaklah mudah. Selain passion, Anda juga
butuh ketekunan dan keuletan untuk sukses. "Dari sekian banyak usaha
yang ada, ternyata banyak orang melirik bisnis kuliner karena dianggap
lebih mudah dijalankan daripada bisnis lain," tukas Ali Bagus Antra,
pemilik usaha Bebek Garang dalam acara talkshow mengenai kiat
mengatasi persaingan bisnis di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Salah besar jika Anda menganggap bisnis kuliner lebih mudah daripada
bisnis lainnya, karena bisnis kuliner justru membutuhkan kreativitas,
penanganan, dan risiko yang lebih besar. Namun, Ali Bagus memiliki
beberapa tips teknis yang digunakannya untuk mulai menjalankan bisnis
kuliner.

1. Pemilihan lokasi
Ketika memilih lokasi usaha, pilih tempat yang sesuai dengan target
atau pangsa pasar Anda, dan strategis. "Usahakan pilih lokasi yang
mendekati pangsa pasar Anda. Karena hal ini akan menentukan berapa
banyak produk yang terjual," jelasnya. Pemilihan tempat yang strategis
jika tak diikuti dengan kesesuaian pangsa pasar yang dituju akan
membuat produk Anda kurang diminati.

2. Pemasaran
Pemasaran produk memegang peran penting dalam kesuksesan bisnis.
Tentukan cara promosi dan pemasaran yang efektif agar tidak
menghabiskan terlalu banyak biaya. Ali menyarankan untuk memerhatikan
target pasar sebelum berpromosi, karena beda target market-nya maka
metode promosi yang dijalankan juga akan berbeda.

"Misalnya, penyebaran pamflet atau flyer tidak akan efektif ketika
sasaran bisnis Anda adalah kalangan menengah ke atas, karena pamflet
hanya akan dianggap seperti sampah kertas lainnya," sarannya.

Ketika menyasar pasar high-class, maka spanduk merupakan cara yang
paling efektif. Sedangkan untuk menyasar kalangan menengah ke bawah,
flyer atau pamflet akan lebih baik.

3. Produksi
Ketika menjalankan bisnis kuliner, kualitas makanan harus menjadi
prioritas. Kualitas makanan akan menentukan apakah pelanggan akan
kembali menikmati makanan di tempat Anda atau tidak. Sisi lain dari
produk, dari bahan baku, penyajian, layanan, hingga supplier, juga
harus direncanakan dengan matang.

"Sudah seharusnya jika kualitas makanan harus selalu dijaga secara
konsisten, dan sama enaknya dari hari ke hari," tambah Ali. Selain
itu, jika sudah memiliki cabang usaha, kualitas dan rasa makanan yang
ada di setiap cabang juga harus selalu dijaga.

Di samping itu, cost control juga harus dijaga. Ali menyarankan untuk
menghindari pemasangan harga jual yang fluktuatif dari hari ke hari.
"Harga yang tidak konsisten atau berbeda di setiap cabang akan membuat
pelanggan enggan untuk makan lagi," katanya.

4. SDM
Sekalipun Anda pemilik usaha, hindari sikap bossy atau bertindak
seenaknya. Karyawan merupakan aset penting yang dimiliki sebuah
perusahaan, karena itu tak ada salahnya untuk memberi perhatian lebih
kepada mereka. "Berikan payroll yang layak bagi mereka, selain itu
juga kenyamanan dan jenjang karier yang jelas bagi mereka," saran Ali.
Peluang semacam ini akan membantu memompa semangat mereka untuk selalu
giat bekerja dan mendatangkan keuntungan bagi usaha Anda.

Namun, sebagai bos Anda juga wajib menerapkan berbagai peraturan
perusahaan, dan membangun kedisiplinan lingkungan kerja agar karyawan
juga tidak bertindak seenaknya.

5. Keuangan
Jangan sepelekan masalah keuangan dalam bisnis. Buat perencanaan yang
tepat dalam laporan keuangan dan neraca bisnis sampai
sedetail-detailnya, agar tidak ada uang yang "hilang" sekecil apapun.
Catat setiap pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan dengan teliti,
karena catatan keuangan ini akan membantu Anda untuk mengontrol dan
menghitung setiap detail bisnis. "Ini juga bisa membantu menganalisis
berapa besar keuntungan usaha dan kecepatan balik modal," tukasnya.

Selain itu, sekalipun sudah menangguk untung besar dari bisnis jangan
terburu-buru untuk menikmati hasilnya dengan cara yang konsumtif. Ali
menyarankan untuk selalu berpikir tentang re-investasi bisnis,
misalnya dengan memperluas usaha atau membuka cabang baru.
(*/Kompas.com)

0 komentar:

Posting Komentar