Iklan : Sukses dengan Produksi Kerajinan Batang Kelapa

Kamis, 22 November 2012

To: Webmaster

From:
Sukses dengan Produksi Kerajinan Batang Kelapa
santhi@gmail.com

Message:
Pernahkah Anda menggunakan peralatan rumah tangga atau kerajinan yang
berbahan baku batang/ kayu kelapa? Jika belum, maka tidak ada salahnya
jika Anda mengunjungi sentra produksi aneka kerajinan dan peralatan
rumah tangga berbahan baku batang kelapa di 'Kelapa Aren'.
Berlokasi di Gamping Kidul, Gamping, Sleman, 'Kelapa Aren' sejak
tahun 1997 fokus dalam memproduksi beragam kerajinan dan peralatan
rumah tangga dari batang kelapa. Batang kelapa yang selama ini sering
digunakan sebagai bahan kontruksi bangunan ternyata bisa diolah dan
diproduksi menjadi beragam produk unik dan bernilai jual tinggi.

Ditemui di rumahnya Jumat (1/4), tim liputan bisnisUKM disambut Ibu
Tatik Winarni (42) dan suaminya Bapak Basuki selaku pemilik usaha
'Kelapa Aren'. Ibu Tatik berujar jika pada awal mulanya beliau dan
suami belum punya pikiran untuk mengolah batang kelapa menjadi aneka
handycraft. "Tahun 1985 kami memulai usaha dengan memproduksi mainan
anak-anak (edu toys) dan stik drum band," kata Ibu Tatik mengawali
wawancara sore itu. Kemudian di tahun 1997, ketika terjadi krisis
moneter yang melanda Indonesia, Ibu Tatik dan suami mendapat tawaran
dari tamu Australia untuk membuat produk dari batang kelapa. Meskipun
masih awam dan menggunakan mesin manual, namun naluri bisnis pasangan
suami istri tersebut berbuah hasil positif dan terus ditekuni hingga
sekarang.

Kelapa Aren 200x150 Sukses dengan Produksi Kerajinan Batang
KelapaPerkembangan bisnis kerajinan batang kelapa tersebut makin pesat
ketika mereka mampu menjalankan strategi pemasaran dengan menggandeng
beberapa perusahaan trading terkemuka. Dari situlah, produk-produk
karya 'Kelapa Aren' mampu menembus pasar internasional seperti
Jepang, Australia, Belanda, Jerman, Turki, dll. "Pasar Internasional
ternyata menyambut baik produk-produk Kelapa Aren, oleh karena itu
kami selalu menomorsatukan kualitas untuk bisa bertahan di tengah
persaingan yang ketat," jelas Ibu berputra dua tersebut.

Seiring dengan perkembangan usahanya tersebut, saat ini 'Kelapa
Aren' sudah mampu memproduksi sekitar 250 jenis produk berbahan baku
batang kelapa. "Banyak sekali jenis produk yang mampu kami produksi,
antara lain peralatan rumah tangga, alat mandi, tempat lilin, mangkok,
sumpit, aneka souvenir, dan masih banyak lagi," imbuh Ibu Tatik. Ide
atau referensi produk biasanya berasal dari customer, kemudian
'Kelapa Aren' mengaplikasikan design tersebut menjadi sebuah karya
dengan kualitas nomer satu.

Saat ini 'Kelapa Aren' memiliki 13 orang tenaga produksi yang
terbagi menjadi tiga bagian yaitu tenaga potong, tenaga bubut, dan
tenaga finishing. Sementara batang kelapa sebagai bahan utama produksi
didatangkan langsung dari Tasikmalaya Jawa Barat. "Batang kelapa
yang kami produksi juga memiliki syarat khusus, antara lain pohon
kelapa yang sudah berumur minimal 30 tahun, lingkaran tengahnya harus
keras, dan serat kelapanya harus kelihatan," terang ibu yang kini
memegang kendali proses finishing dan packing 'Kelapa Aren'.

produksi kelapa aren 200x150 Sukses dengan Produksi Kerajinan Batang
KelapaDibantu putri sulungnya Richa sebagai tenaga marketing,
"Kelapa Aren' selain melayani orderan dari mancanegara juga sering
mendapatkan buyer lokal dari Jakarta, Kalimantan, Medan, dan Surabaya.
"Kami juga melayani pesanan dalam bentuk eceran dan beragam souvenir
pernikahan dengan harga terjangkau," kata Ibu Tatik. Dengan harga
produk Rp.2.000,00-Rp.200.000,00/ set, 'Kelapa Aren' mengaku dalam
sebulan bisa menghasilkan omzet 15-30 juta. Diakui Ibu Tutik, saat ini
'Kelapa Aren' hanya memproduksi saat ada pesananan datang. Hal
tersebut dilakukan seiring makin melonjaknya harga batang kelapa
sebagai bahan baku utama produksi. "Saat ini 1 meter glondong batang
kelapa harganya Rp.70.000,00," ujar nenek satu orang cucu tersebut.
Meskipun begitu, stabilnya permintaan baik dari lokal maupun
mancanegara menjadi modal bagi 'Kelapa Aren' untuk tetap eksis
berproduksi.

Diakhir wawancaranya, Ibu Tatik berharap bisa memiliki showroom atau
workshop di pinggir jalan raya. Menurutnya dengan memiliki showroom
yang berada di pinggir jalan raya akan makin mempermudah akses
pemasaran dan operasional barang-barang pesanan. Selain itu, beliau
juga berpesan ketika kita ingin sukses membangun usaha kuncinya adalah
tekun, sabar, dan teliti.

0 komentar:

Posting Komentar