To: Webmaster
From:
Bertahan dengan Menu Peyek Tradisional
bisnis@gmail.com
Message:
Rempeyek/ peyek menjadi salah satu usaha makanan tradisional yang
sampai saat ini banyak penggemarnya. Produk makanan yang terbuat dari
tepung beras dan taburan kacang tanah tersebut kini masih sering kita
jumpai di beberapa kota besar tanah air. Yogyakarta yang dikenal
sebagai kota wisata juga memiliki produk peyek yang khas dan memiliki
cita rasa gurih dan renyah. Selain peyek tumpuk yang selama ini
dikenal sebagai 'jawaranya' peyek Jogja, ternyata ada juga peyek
khas Kotagede yang memiliki cita rasa tak kalah kriuknya dari
peyek-peyek lainnya.
Salah satu penghasil peyek yang sampai saat ini masih eksis
mempertahankan cita rasa tradisional Yogyakarta adalah Ibu Suharni
(60) yang beralamat di Purbayan Kotagede. Menekuni produksi rempeyek
sejak tahun 1985, saat ini Ibu Suharni masih bertahan dengan produksi
peyek kacang, peyek kedelai, dan peyek ikan teri. Meskipun saat ini
hanya memenuhi pesanan dalam jumlah sedang, namun Ibu Suharni mengakui
jika berkat produksi peyeknya tersebut beliau bisa membiayai sekolah
putra-putrinya hingga lulus. "Selain bisa membiayai keperluan
sekolah anak-anak saya, rumah yang saya tinggali ini juga berkat
peyek," kata Ibu Suharni sembari tersenyum.
peyek kacang 200x150 Bertahan dengan Menu Peyek TradisionalDalam
sehari, ibu asli Solo tersebut mengaku rata-rata memproduksi 7 kg
peyek beragam jenis. "Yang paling banyak peminatnya itu peyek
kacang, jadi untuk produksinya biasanya kami buat lebih," terang Ibu
Suharni. Menurutnya penting untuk bisa menghasilkan peyek yang
memiliki cita rasa khas dan renyah di tengah persaingan pasar yang
sangat ketat. Dengan memproduksi peyek yang memiliki cita rasa khas,
maka pelanggan pasti akan kembali lagi untuk menikmati gurihnya peyek
tersebut. Hal itulah yang mencoba dipertahankan Ibu Suharni dengan
memproduksi peyek sendiri tanpa bantuan tenaga produksi. "Saya
kurang marem kalau produksi peyek ini bukan saya sendiri yang
mengerjakan," imbuh Ibu Suharni ditemani seorang cucunya.
Ibu Suharni 150x200 Bertahan dengan Menu Peyek TradisionalSaat ini,
dalam sebulan biasanya Ibu Suharni memenuhi pesanan dari beberapa toko
oleh-oleh yang ada di seputaran Kotagede. Dalam sekali pemesanan,
rata-rata pelanggan Ibu Suharni mengambil 50 bungkus peyek beragam
jenis. Harga yang ditawarkan untuk satu bungkus peyek tersebut adalah
Rp.8.000,00. Dengan harga segitu, Ibu Suharni mengakui jika harga yang
beliau tawarkan memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga
pasaran pada umumnya. Namun, beliau menjamin jika produk peyeknya
tersebut memiliki cita rasa yang khas dan beda dengan peyek
kebanyakan.
Ibu Suharni juga berujar jika saat ini produk peyeknya sudah beberapa
kali mendapat order dari luar kota antara lain Jakarta, Sumatra, dan
Bali. Meskipun tidak melakukan pemasaran aktif, beliau mengaku sering
kerepotan jika ada pesanan dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, untuk
beberapa tahapan produksi beliau sering meminta bantuan dari putrinya
mengerjakannya.
Di akhir wawancaranya, ibu yang mengaku baru sembuh dari sakit
tersebut berharap produksi peyeknya akan tetap berjalan stabil di
tengah persaingan yang sangat ketat. Untuk itu, beragam inovasi produk
peyek ingin beliau ciptakan agar usahanya tetap eksis dan dikenal
sebagai penghasil peyek yang berkualitas.
0 komentar:
Posting Komentar